Matematika Itu Mudah ?
Oleh Yoseph Banggo SPd ( Guru SMPK Mardi Wiyata Malang)
Mendengar kata matematika tidak bisa dipungkiri semua orang akan membayangkan kerumitan. Banyak rumus, nilai yang jelek di sekolah, membosankan, monster bagi pelajar serta berbagai julukan lainnya. Di lain pihak, bagi yang menggemarinya, matematika adalah teman di kala sepi, sahabat karib, kenangan terindah, pelajaran yang mengasyikan, saat-saat yang dinantikan dan berbagai sebutan lainnya.
Ada kejadian nyata beberapa waktu yang lalu seorang anak Sekolah Menengah Atas (SMA) bunuh diri gara-gara karena nilai matematikanya tidak memenuhi standar ujian nasional (UN). Bukan itu saja, ada siswa yang terpaksa tidak melanjutkan sekolah karena terganjal nilai matematika saat ujian kenaikan kelasa dan akhirnya tidak simpati terhadap guru-guru matematika.
Pernah ada orangtua yang menyiksa anaknya untuk terus belajar dan tidak boleh keluar rumah selama nilai matematikanya jeblok. Belum lagi ada siswa SMU yang pilih jurusan/program bahasa untuk menghindar matematika. Dan masih banyak lain cerita dan realita terhadap pelajaran matematika.
Seberapa pentingkah matematika sehingga menjadi wajib disekolah ? Matematika bagai buah simala kama. Di luar negeri matematika mendapat porsi yang spesial dan istimewa seperti China, Jepang Jerman.
Di sana matematika dikemas dalam bentuk yang menyenangkan untuk dipelajari yang diambil dari peristiwa matematika dalam keseharian. Hal ini memang telah dirintis di Indonesia dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan disempurnakan dengan kurikulum yang sudah dirintis berjalan sesuai harapan ?.
Sejauh mana pula anak bangsa ini menikmati hasil kerja keras belajar matematika yang diterapkan dalam kehidupannya ? Kiranya menjadi refleksi kita semua, bagaimanapun matematika menjadi bagian terpenting dan tidak bisa terpisahkan. Matematika seumur dengan peradaban manusia dimuka buku ini.
Matematika menunjukkan peradaban.
Ujian Nasional (UN) sudah diambang pintu, siswa, guru, orang tua, pemerintah, pemerhati pendidikan dan lembaga-lembaga bimbingan belajar berupaya mempersiapkan siswa untuk menghadapi UN sejak dini. Berikut ini penulis memberikan beberapa tips yang sekiranya dapat mengurangi beban berat anak-anak kita dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional matematika nanti.
Paham Konsep
Matematika adalah pelajaran yang mempunyai karateristik yang berbeda dengan pelajaran lainnya. Di sana ada terdapat pentahapan penggembangan konsep yang terdiri dari pembentukan konsep atau prinsip, pelatihan. penerapan dalam konstek tertentu, serta penggembangan krestifitas.
Paham konsep artinya mengerti makna setiap kata dalam soal. Siswa tidak menangkap soal berarti belum sampai ke proses abstraksi masih dalam dunia konkret. Dia baru sampai ke pemahaman instrumen (instrumental understanding) yang hanya tahu contoh-contoh tetapi tidak dapat mendiskripsikannya.
Dia belum sampai ke pemahaman relasi (rational understanding) yang dapat menjelaskan hubungan antarkonsep. Akibat berantainya, dia semakin mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep lainnya yang diturunkan dari konsep yang belum di kuasai tadi. Jalan pintasnya, ia memberi pengertian sendiri dari konsp itu, ini disebut miskonsepsi.
Paham konsep artinya, mampu menyelesaikan masalah tanpa rumus. Dalam hal ini masalah diselesaikan dengan berpikir nalar (penalaran) atau intuisi. Matematika penuh dengan manipulasi. Semakin banyak siswa menguasai konsep semakin cepat pula kita mengorganisasikan data, menggunakan algoritama, mengenal dan menemukan pola serta menarik kesimpulan. Jika hal diatas berjalan mulus maka dengan mudah dan cepat soal-soal terjawab.
Sumber : http://www.surya.co.id/
Senin, 22 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar